Laman

29 September 2012

Contoh Makalah "Sablon"


KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah yang maha esa, yang telah melimpahkan taufik dan hidayah-Nya sehingga makalah yang mengulas tentang tata cara sablon ini berhasil kami buat.
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk menyelesaikan dan menuntaskan tugas yang diberikan oleh guru seni budaya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan dan kekhilafan. Karena itu kepada para pembaca dimohon memberikan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Untuk itu kami sampaikan terimakasih yang sebanyak-banyaknya. Semoga makalah ini benar-benar bermanfaat bagi kita, khususnya bagi para siswa SMA NEGERI 1 PACIRAN. Akhirnya kami memohon kepada Allah SWT, semoga selalu melimpahkan taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua (Aamiin)

                                                                                Lamongan, Mei 2012

1


 
Daftar Isi
Kata Pengantar …………            1
Daftar isi ………………..           2
Isi
Pengertian Sablon ………            3
Sejarah Sabon ………….             4
Kain Sablon ……………             4
-         Ketebalan kain ……                5
-         Warna kain …………              5
-         Persyaratan Kain …...              6
Tahap-tahap Sablon …….             7
Kesimpulan …………………      8
Kritik dan saran ……………..      9
Daftar Pustaka ………………    10


2


  SABLON

Cetak sablon merupakan proses stensil untuk memindahkan suatu citra ke atas berbagai jenis media atau bahan cetak seperti : kertas, kayu, metal, kaca, kain, plastik, kulit, dan lain-lain. Wujud yang paling sederhana dari stensil terbuat dari bahan kertas atau logam yang dilubangi untuk mereproduksi atau menghasilkan kembali gambar maupun hasil dari suatu rancangan desain. Stensil tersebut selanjutnya merupakan gambaran negatif dari gambar asli atau original dimana detail-detail gambar yang direproduksi memiliki tingkat keterbatasan terutama bila mereproduksi detail-detail yang halus. Pada teknik cetak sablon acuan yang berupa stensil dapat juga melalui tahapan fotografi, yang pada umumnya dikenal dengan istilah film hand cut.Film photographi dan emulsi stensil direkatkan ke atas alat penyaring (screen) yang dibentangkan pada sebuah bingkai yang terbuat dari bahan kayu maupun logam yang berfungsi sebagai pemegang bagian dari suatu desain, dan harus mampu menahan bagian yang digunakan selama proses penyablonan berlangsung. Adakalanya para perancang grafis melakukan tahapan desain secara langsung pada permukaan alat penyaring dengan bahan yang disebut “tusche” dan kemudian menutup eseluruhan sablonan dengan lem. Tusche selanjutnya dicuci dengan bahan pelarut agar diperoleh bagian yang dapat mengalirkan tinta pada permukaan alat penyaring.
Pada awal abad ke 20 proses pelaksanaan cetak sablon mulai menggunakan kain/screen yang terbuat dari bahan sutera yang semula dipergunakan untuk menyaring tepung. Dari sinilah maka istilah cetak sablon dikenal dengan sebutan “silk screen printing” yang digunakan pada tahapan proses cetak. Karena sutera harganya cukup mahal, serta memiliki kekuatan yang kurang baik, serta secara dimensional kurang stabil, maka kemudian diganti dengan bahan yang terbuat dari nilon dan selanjutnya dengan poliester. Sedangkan untuk keperluan cetak, alat-alat atau benda-benda elektronik dipergunakan kain (screen) yang terbuat dari bahan stainless steel/logam.
Serat kain dibuat/dianyam/dirajut menurut standar dan diproduksi dengan berbagai ukuran tergantung dari tingkat ketebalan serat benang yang akan menghasilkan tingkat kerapatan anyaman.

3

Sejarah Sablon







SEJARAH CETAK SABLON

Cetak sablon merupakan bagian dari teknik cetak yang dikembangkan
oleh Yuzenzai Miyasaki pada tahun 1654-1736 dan Zikukeo Hirose pada tahun 1822-1890
berkebangsaan Jepang. Pada awalnya cetak sablon dikembangkan untuk pencetakan kimono
yang merupakan pakaian khas Jepang, dimana bila kimono ditulis dengan tangan menjadi
sangat mahal harganya. Selanjutnya cetak sablon berkembang hingga ke daratan Eropa
pada tahun 1851-1862 dan kemudian pada tahun 1868 Joseph Swan mendirikan atau menemukan produk autotype.
Pada tanggal 11 Juli 1907 Samuel Simmon yang berkebangsaan Inggris mendapatkan hak patentnya untuk teknik cetak sablon. Setelah itu cetak sablon berkembang ke Amerika Serikat sehingga pada tahun 1924 pertama kalinya proses cetak sablon dilakukan di atas bahan tekstil dan kemudian pada tahun 1946 MC Kornick dan Penney menemukan mesin cetak sablon.
 
Pada awal abad ke 20 proses pelaksanaan cetak sablon mulai menggunakan kain/screen yang terbuat dari bahan sutera yang semula dipergunakan untuk menyaring tepung. Dari sinilah maka istilah cetak sablon dikenal dengan sebutan “silk screen printing” yang digunakan pada tahapan proses cetak. Karena sutera harganya cukup mahal, serta memiliki kekuatan yang kurang baik, serta secara dimensional kurang stabil, maka kemudian diganti dengan bahan yang terbuat dari nilon dan selanjutnya dengan poliester. Sedangkan untuk keperluan cetak, alat-alat atau benda-benda elektronik dipergunakan kain (screen) yang terbuat dari bahan stainless steel/logam.
Serat kain dibuat/dianyam/dirajut menurut standar dan diproduksi dengan berbagai ukuran tergantung dari tingkat ketebalan serat benang yang akan menghasilkan tingkat kerapatan anyaman.

22 September 2012

Contoh Kata Pengantar Makalah



KATA PENGANTAR

Puja dan Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah,melimpahkan nikmat, rahmad dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas ini, namun hal ini tidak lepas dari bimbingan Bapak dan Ibu guru. Melalui karya tulis ini saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak dan Ibu guru yang telah mencurahkan dan membimbing saya dalam penyusunan karya tulis ini.
Kami menyadari dengan sepenuh hati bahwa karya tulis ini jauh dari kesempurnaan. Oleh, karena itu, saran dan berbagai kritik yang bersifat membangun sangat saya harapkan guna untuk menyempurnakan karya tulis kami.



Lamongan,  Januari 2008