Bagaimana kaitan antara aspek alam dan
aspek sosial budaya pada suatu wilayah??
Aspek alam contohnya masyarakat yang tingggal
di daerah sekitar pantai/pesisir. Dalam hubungan sosial setiap harinya mereka
cenderung keras. Sifat keras yang mereka miliki didapat karena secara fisik
daerah pantai mayoritas mata pencariannya adalah nelayan. Tantangan dari laut
yang setiap harinya mereka hadapi akan menjadikan mereka orang-orang yang
bersifat keras. Beda dengan daerah pegunungan. Mata pencarian mereka mayoritas
dari pertanian dan perkebunan, tantangan yang mereka hadapi tidaklah besar. sehingga
membentuk kepribadian yang lembut dan cenderung berwatak tidak sekeras
masyarakat yang tinggal di pantai.
Penjelasan Lebih Lanjut :
Sumber (anvinaayunita. Blogspot. Com)
Masyarakat
pesisir didefinisikan sebagai masyarakat yang tinggal dan
melakukan aktifitas sosial ekonomi yang terkait dengan sumberdaya wilayah
pesisir dan lautan. Dengan demikian, secara sempit masyarakat pesisir memiliki
ketergantungan yang cukup tinggi dengan potensi dan kondisi sumberdaya pesisir
dan lautan. Namun demikian, secara luas masyarakat pesisir dapat pula didefinisikan
sebagai masyarakat yang tinggal secara spasial di wilayah pesisir tanpa
mempertimbangkan apakah mereka memiliki aktifitas sosial ekonomi yang terkait
dengan potensi dan kondisi sumberdaya pesisir dan lautan.
Dalam
kerangka sosiologis, masyarakat pesisir, khususnya masyarakat nelayan, memiliki
perilaku yang berbeda dengan katakanlah masyarakat petani/agraris. Perbedaan
ini sebagian besar disebabkan karena karakteristik sumberdaya yang menjadi
input utama bagi kehidupan sosial ekonomi mereka. Masyarakat nelayan akrab
dengan ketidakpastian yang tinggi karena secara alamiah sumberdaya perikanan
bersifat invisible sehingga sulit
untuk diprediksi. Sementara masyarakat agraris misalnya memiliki ciri
sumberdaya yang lebih pasti dan visible sehingga
relatif lebih mudah untuk diprediksi terkait dengan ekspetasi sosial ekonomi
masyarakat. Dalam kondisi seperti ini maka tidak jarang ditemui karakteristik
masyarakat nelayan yang keras, sebagian temparemental dan tidak jarang yang
boros karena ada persepsi bahwa sumberdaya perikanan “tinggal diambil” di laut.
Perbedaan Masyarakat Perkotaan Dan
Pedesaan
Sumber (queeninspiration. blogspot. com)
masyarakat
perkotaan sosialisasinya sudah berkurang dan
kepribadiannya beragam. Kurangnya rasa sosialisasi karena masyarakat perkotaan
sudah sibuk dengan kepentingannya masing-masing, sedangkan dari kepribadiannya
masyarakat perkotaan kebanyakan sedikit stress karena banyaknya target/pencapaian
yang harus dicapai dalam jangka waktu tertentu. Pola interaksi masyarakat
perkotaan lebih ke motif ekonomi, politik, pendidikan, dan terkadang hierarki
dan bersifat vertikal serta individual.
masyarakat pedesaan lebih
bersosialisasi dengan kepribadian yang sederhana. Masyarakat pedesaan itu lebih
bisa bersosialisasi dengan orang-orang di sekitarnya, sehingga mereka hampir
hafal semua penduduk yang tinggal di desa. Masyarakat pedesaan juga sangat
ramah terhadap orang asing yang belum dikenalnya. Untuk kepribadian, masyarakat
pedesaan lebih terkesan santai karena kerjanya tidak terlalu berat seperti
masyarakat perkotaan. Pola interaksi masyarakat pedesaan adalah dengan prinsip
kerukunan dan bersifat horizontal serta mementingkan kebersamaan. Pola solidaritas
sosial masyarakat pedesaan timbul karena adanya kesamaan-kesamaan
kemasyarakatan. Karakteristik umum masyarakat pedesaan yaitu masyarakat desa
selalu memiliki ciri-ciri dalam hidup bermasyarakat, yang biasa nampak dalam
perilaku keseharian mereka. Pada situasi dan kondisi tertentu, sebagian
karakteristik dapat dicontohkan pada kehidupan masyarakat desa di jawa. Namun
dengan adanya perubahan sosial dan kebudayaan serta teknologi dan informasi,
sebagian karakteristik tersebut sudah tidak berlaku. Berikut ini ciri-ciri
karakteristik masyarakat desa, yang terkait dengan etika dan budaya mereka yang
bersifat umum.