Laman

21 December 2013

Ragi berkembang biak secara generatif dengan cara pembentukan

Ragi berkembang biak secara generatif dengan cara pembentukan ??


Jawaban :
perkembangbiakan yang diawali dengan peleburan atau konjugasi gamet (sel-sel kelamin), yang didahului dengan penyatuan 2 hifa yang berbeda.

Penjelasan
Ragi atau fermen merupakan zat yang menyebabkan fermentasi. Ragi biasanya mengandung mikroorganisme yang melakukan fermentasi dan media biakan bagi mikroorganisme tersebut. Media biakan ini dapat berbentuk butiran-butiran kecil atau cairan nutrien. Ragi umumnya digunakan dalam industri makanan untuk membuat makanan dan minuman hasil fermentasi seperti acar, tempe, tape, roti, dan bir.
Mikroorganisme yang digunakan di dalam ragi umumnya terdiri atas berbagai bakteri dan fungi (khamir dan kapang), yaitu Rhizopus, Aspergillus, Mucor, Amylomyces, Endomycopsis, Saccharomyces, Hansenula anomala,, Lactobacillus, Acetobacter, dan sebagainya.
 
Konjugasi adalah peristiwa transfer bahan genetik (yaitu plasmid F+ pada bakteri dan mikronukleus pada Protozoa) dari satu individu kepada individu lainnya. Mekanisme pertukaran bahan genetik ini terjadi pada bakteri dan beberapa protozoa. Penyatuan gamet terjadi pada salah satu individu. Secara morfologi tidak diketahui jenis kelaminnya, karena itu individu yang terlibat disebut sebagai individu positif (+) dan negatif (-).
Proses konjugasi diawali dari pembentukan berkas-berkas yang bergerak saling berdekatan dari kedua individu. Sel yang berdekatan saling membentuk tonjolan. Ujung kedua tonjolan yang bersentuhan saling melebur membentuk saluran konjugasi. Lewat saluran itu terjadilah aliran protoplasma dari satu sel ke sel yang lain. Kedua plasma melebur, disebut plasmogami. Pada bakteri selanjutnya terjadi transfer plasmid dari satu bakteri kepada bakteri partner. Pada protozoa, seperti Paramecium, terjadi transfer mikronukleus dua arah (saling bertukar).
 
Hifa (bahasa Latin: hypha, jamak hyphae) adalah struktur biologis berupa berkas-berkas halus yang merupakan bagian dari tubuh vegetativ berbagai fungi ("kerajaan jamur"). Hifa dapat dengan mudah dilihat dengan mata bila telah membentuk massa yang rapat dan membentuk koloni-koloni pada bagian tubuh organisme inang atau sisa-sisa organisme atau makanan, dikenal sebagai miselium (mycelium, jamak mycelia). Dapat dikatakan, hifa adalah bentuk tubuh jamur yang sesungguhnya. Struktur berbentuk mirip payung yang biasa dikenal orang sebagai jamur tidak lain hanyalah alat reproduksi yang dikenal sebagai tubuh buah, yang muncul hanya sewaktu-waktu.
Bagi fungi, hifa memiliki peran yang sedikit banyak seperti akar dan daun pada tumbuhan sekaligus. Hifa tumbuh menyebar ke dalam tubuh atau semua bagian organisme. Bentuk hifa yang halus memperluas permukaan kontak dengan substrat (objek makanannya). Hifa kemudian melepaskan enzim atau substansi lain (khususnya pada fungi yang hidup pada jaringan hidup) pada substrat agar kemudian dihasilkan senyawa-senyawa kimia tertentu (terutama karbohidrat). Hifa kemudian kembali menyerap senyawa-senyawa kimia ini untuk dimanfaatkannya dalam metabolisme internal. Cara kerja semacam inilah yang menyebabkan fungi berbeda dengan eukariota lainnya, seperti tumbuhan (autotrof) atau hewan (sepenuhnya heterotrof). Fungi, dengan cara kerja hifa semacam ini, dikenal sebagai saprotrof.
Seberkas hifa adalah sel tunggal. Satu koloni hifa yang dapat dianggap kumpulan sel-sel raksasa pada umumnya berbentuk lingkaran dengan diameter beberapa sentimeter. Namun demikian, bebrapa fungi/jamur hutan memiliki jaringan hifa hingga puluhan meter diameternya.

 sumber : Berbagai Sumber

5 December 2013

Kebiasaan Mencontek Dikalangan Pelajar

PRESENTATION
KELAS X7
Assalamu'alaikum Wr.Wb

“SIAPA YANG SAMPAI SAAT INI, BELUM PERNAH MENCONTEK !!!”

 Mencontek itu memiliki arti mencontoh atau melihat jawaban dari teman, internet, Selembar kertas dan buku.
Mencontek itu sama dengan curang atau bisa di katakan perbuataan yang membuat bibit korupsi di negara kita. Indonesia.
Mencontek sepertinya sudah menjadi kebiasaan sebagian pelajar dari mulai siswa SD sampai mahasiswa.
 Cara menconteknya pun semakin lama semakin beragam dan canggih. Kalau di zaman dulu contekan hanya ditulis di kertas kecil atau di buat coretan di atas meja. Sekarang contekan cukup dikirim melalui sms. Bukan hanya ulangan harian, semesteran bahkan ujian nasional pun tidak luput dari upaya contek mencontek. Parahnya lagi ditingkat mahasiswa, skripsi yang dibuat pun hasil mencontek.

CONTOH :
 
Membuat catatan kecil di dinding buat bahan mencontek. 
Browsing Internet dan Melalui SMS
Menggunakan anggota tubuh

Sebagai pelajar, tentu disibukkan dengan adanya tugas dan ulangan harian. Dan ketika seorang pelajar tak bisa memposisikan dirinya dengan benar maka mencontek menjadi pilihan.
Mungkin awalnya pelajar itu mencontek karena tak sempat belajar, anggap saja karena mengerjakan tugas malam harinya.

Ada banyak alasan bagi pelajar yang lebih memilih mencontek, tapi kemudahan dalam mencontek inilah yang menjadi faktor utama.


Misalnya saja bentuk soal yang berbentuk multiple choice/ pilihan ganda sehingga sebuah jawaban dapat dengan mudah diutarakan lewat bahasa tubuh, terutama jari atau mulut. Hal itu tentu berbeda dengan bentuk soal berupa uraian/ essai yang dapat meminimalisir kecurangan mencotek pada pelajar.
Contoh berikutnya adalah tentang pengawas atau penjaga ujian yang terlalu longgar dalam mengawasi para pelajar.


Sebenarnya Menyontek itu adalah sebuah masalah atau bukan ?
 
Tergantung dari mana sudut pandang anda !!!
 
Kalau dilihat dari sudut pandang si pembuat soal, tentu saja guru, dosen, atau tim pengawas mengadakan ujian untuk mengetahui seberapa besar ilmu yang sudah diserap oleh siswa atau mahasiswanya, dan untuk mengetahui seberapakah keseriusan dari siswa nya, apakah ilmu yang diberikan terlalu cepat diberikan atau bagaimana, Tapi jika kita lihat dari sudut pandang Siswa, adanya ujian itu mengharuskan mereka untuk mendapat nilai yang baik, jika tidak mereka akan diberikan nilai yang jelek di akhir ujian nanti, padahal mungkin penyampaian guru yang kurang dimengerti, kecepatan dalam mengajarar atau memang kemalasan siswa menjadi faktor yang mempengaruhi nilai tersebut.


Mencontek memiliki sisi negatif:
1. membuat seseorang tergantung pada seseorang
2. tidak bisa memahami maupun menyerap ilmu yang di pelajari
3. membuktikan seseorang tidak bisa percaya diri 
4. membuktikan jiwa korupsi 
5. membangun sifat malas
6. membuat kecewa orang tua 
7. mencerminkan orang yang tidak jujur 
8.  menjadi Calon Koruptor sangat dekat

Mencontek juga memiliki sisi positif bagi para siswa-siswi, yaitu:
 
1. Nggak Sengaja Belajar


2. Solidaritas Antar-Teman


3. Asah Kreativitas


4. Membentuk Mental Biar Nggak Cemen

Faktor Mencontek
1.  Ingin dapat nilai bagus
2.  Materi soal yang sulit
3.  Menunda-nunda
4. Tidak belajar
5.  Menimbulkan Rasa tidak yakin
6.  Sistem pengawasan kurang diperketat


Ada lagi hal yang membuat budaya Mencontek ini makin tidak di tabu, yaitu adanya Ujian Nasional. 
Mereka yang sebenarnya berprestasi di Sekolah sejak kelas awal hingga akhir bisa saja tidak lulus Ujian Nasional, dikarenakan berbagai faktor , mungkin Setres karena berfikir ini adalah hidup dan mati mereka, mungkin nervous karna mengetahui Ujian Nasional adalah ujung tombak dari akademik mereka.
Kedua Faktor ini sangat berpengaruh demi kelangsungan jalannya Ujian Nasional, bisa saja mereka menjadi berkeringat dingin yang mengakibatkan semua hafalan mereka menjadi hilang atau biasa disebut dengan ‘nge-blank’.
Pemikiran siswa untuk mengatasi kejadian seperti itu adalah dengan membuat contekan, dengan begitu mereka merasa aman karna ada ‘back-up’an,dan biasanya pengawas saat Ujian Nasional juga menghalalkan mereka untuk berbuat seperti itu.
 Ini lah Budaya di Indonesia, yang sudah tidak bisa dipertanggung jawabkan lagi kejujurannya.



Solusi
1. Peran Orang tua
 Peran orang tua adalah yang paling utama untuk mendidik anak. 

2. Peran Teman
 Selalu tegur jika ada teman yang mencontek.

3. Peran Guru dan Sekolah
 Guru dan sekolah harus saling bekerja sama dalam memberantas budaya  mencontek ini.

4. Kesadaran Diri
Kesadaran diri kalau budaya mencontek hanya merugikan diri sendiri.

5. Bersyukur
kalau mendapat nilai baik dan sabar kalau mendapat nilai yang tidak diharapkan. Dapat nilai berapapun, itu adalah ujian dari Allah SWT.Apakah kita bersyukur ketika mendapat nikmat, misal nilai yang baik.


“Lebih baik kita belajar dengan GIAT, JUJUR, MANDIRI, DAN MENINGKATKAN KEMAMPUAN dan menghindari kecurangan. Karena dengan melakukan hal tersebut berarti kita menghargai jerih payah orangtua yang menginginkan kesuksesan kita. Dengan artian Sukses secara bersih tanpa kepalsuan”



-TERIMA KASIH-
Baca juga