Laman

24 February 2014

Hasil Kebudayaan Manusia Purba di Indonesia


Hasil Kebudayaan Manusia Purba di Indonesia
Jenis-jenis manusia purba dibedakan dari zamannya yaitu zaman palaeolitikum, zaman mezolitikum, zaman neolitikum, zaman megalitikum, zaman logam dibagi menjadi 2 zaman yaitu zaman perunggu dan zaman besi. Ada beberapa jenis manusia purba yang ditemukan di wilayah Indonesia Meganthropus Paleojavanicus yaitu manusia purba bertubuh besar tertua di Jawa dan Pithecanthrophus adalah manusia kera yang berjalan tegak.
Pithecanthropus Erectus adalah manusia purba tertua yg ditemukan di Indonesia tepatnya di daerah Trinil, Jawa Tengah yang Hidup di jaman pleistosen . Oleh Eugena Dobois, 1891.

Ø  Zaman Batu
a. Zaman Batu Tua (Paleolitikum) Pithecanthropus erectus,pithecantropus robustus dan Meganthropus
Disebut zaman batu tua karena alat-alat kebudayaan yang dihasilkan
masih sangat kasar. Kebudayaan Paleolitikum di Indonesia ditemukan di
daerah Pacitan dan Ngandong, maka sering disebut Kebudayaan Pacitan
dan Kebudayaan Ngandong.
a. Kebudayaan Pacitan : ditemukan oleh Von Koenigswald, alat yang ditemukan berupa kapak genggam, serta alat serpih yang masih kasar, yang diperkirakan hasil kebudayaan manusia jenis pendukung kebudayaan tersebut ialah Pithecantropus Erectus. di Progo dan Gombong (Jawa Tengah), Sukabumi (Jawa Barat), dan Lahat (Sumatera Utara)

b. Kebudayaan Ngandong merupakan hasil kebudayaan yang ditemukan di daerah Ngandong, Ngawi, Jawa Timur, alat yang ditemukan berupa peralatan yang terbuat dari tulang dan tanduk rusa, yang diperkirakan sebagai alat penusuk, belati, atau mata tombak. pendukung Kebudayan Ngandong adalah jenis manusia purba Homo Soloensis dan Homo
Wajakensis.

b. Zaman Batu Madya (Mesolitikum)
1) Kyokkenmoddinger
(kyokken = dapur, modding = sampah, jadi kyokkenmoddinger artinya sampah dapur). Sampah dapur tersebut dapatn ditemukan di sepanjang pantai Sumatra Timur Laut, di antara Langsa (Aceh) –Medan; yaitu berupa bukit atau tumpukan kerang dan siput yang tinggi dan panjang yang telah menjadi fosil. Pendukung kebudayaan kyokkenmoddinger ialah ras Papua Melanesia.
2) Abris Sous Roche
“abris sous roche” ialah gua yang dipakai sebagai tempat tinggal manusia prasejarah. Gua-gua itu sebenarnya lebih menyerupai ceruk-ceruk di dalam batu karang yang cukup untuk memberi perlindungan terhadap hujan dan panas. Penelitian pertama terhadap abris sous roche dilakukan oleh Dr. P.V.Stein Callencels (1928-1931) di Gua Lawa dekat Sampung-Ponorogo, Madiun-JawaTimur. Di tempat tersebut ditemukan alat-alat kebudayaann dari zaman Paleolitikum sampai zaman logam, yang berupa flake, batu penggiling, ujung panah dari batu, kapak, alat dari tulang dan tanduk binatang, alat dari perunggu dan besi. Yang paling banyak ditemukan adalah alat-alat dari tulang dan tanduk binatang, sehingga dikenal dengan nama Sampung Bone Culture. ras Papua Melanesia
c. Zaman Batu Muda (Neolitikum)
Kebudayaan Neolitikum adalah kebudayaan batu baru, ciri-cirinya alatalatnya sudah dibuat dengan baik, diasah (diupam) dan halus. Masa ini merupakan masa bercocok tanam di Indonesia yang bersamaan dengan berkembangnya kemahiran mengasah (mengupam) alat-alat batu serta mulai dikenalnya teknologi pembuatan tembikar. dari kehidupan food gathering menjadi food producingHasil kebudayaan neolitikum, di antaranya ialah kapak persegi, kapak lonjong, alat serpih,
gerabah, dan perhiasan . Manusia pendukung Neolithikum adalah Austronesia (Austria), Austro-Asia (Khamer-Indocina).
d.Zaman batu besar (megalithikum)
Zaman ini disebut juga sebagai zaman megalithikum. Hasil kebudayaan Megalithikum, antara lain: 1. Menhir: tugu batu yang dibangun untuk pemujaan terhadap arwah-arwah nenek moyang. 2. Dolmen: meja batu tempat meletakkan sesaji untuk upacara pemujaan roh nenek moyang 3. Sarchopagus/keranda atau peti mati (berbentuk lesung bertutup) 4. Punden berundak: tempat pemujaan bertingkat 5. Kubur batu: peti mati yang terbuat dari batu besar yang dapat dibuka-tutup 6. Arca/patung batu: simbol untuk mengungkapkan kepercayaan mereka

Ø  Zaman Logam
a. Zaman Perunggu
Pada zaman perunggu atau yang disebut juga dengan kebudayaan Dongson-Tonkin Cina (pusat kebudayaan)ini manusia purba sudah dapat mencampur tembaga dengan timah dengan Alat-alat perunggu pada zaman ini antara lain :
 Kapak, Nekara Perunggu (Moko), Benjana Perunggu , Arca Perunggu
b. Zaman Besi
Alat-alat besi yang dihasilkan antara lain: Mata Kapak bertungkai kayu,Mata Pisau,Mata Sabit. Mata Pedang,Cangkul.  Alat-alat tersebut ditemukan di Gunung Kidul (Yogyakarta), Bogor (Jawa Barat), Besuki dan Punung (Jawa Timur)

Di Indonesia penelitian tentang jenis-jenis manusia purba sudah sejak abad ke-18 M, dirintis oleh seorang dokter Belanda bernama Eugene Dubois. Mula-mula ia mengadakan penelitian di Sumatera Barat namun tidak membuahkan hasil, lalu ia pindah ke Pulau Jawa . Di Pulau Jawa, ia berhasil menemukan fosil manusia purba di desa Trinil, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur pada tahun 1891. Fosil manusia purba ia beri nama pithecanthropus erectus, yang artinya manusia kera yang berjalan tegak.

Sumber
http://haristepanus[dot]wordpress[dot]com
http://yessicahistory[dot]blogspot[dot]com
http://bahanajarguru[dot]wordpress[dot]com

1 comment:

Kolom komentar terdapat opsi anonim